Total Tayangan Halaman

TRIANA ART MEDIA

SELAMAT DATANG!...SAYA HADIR DISINI HANYA INGIN BERBAGI DAN BELAJAR BERSAMA, BUKAN MENGGURUI!!!

Minggu, 25 Maret 2012

PENYAKIT AKIBAT LINGKUNGAN

Penyakit ikan akibat faktor lingkungan sering mengakibatkan kerugian yang serius, karena kematian yang terjadi berlangsung sangat singkat dan umumnya mematian seluruh populasi ikan.

Kasus penyakit tersebut misalnya kematian missal ikan di waduk akibat umbalan (up welling), keracunan akibat peledakan (blooming) populasi plankton, keracunan pestisida/limbah industri/bahan kimia lainnya, dan lain-lain . Dalam konteks budidaya ikan pada lahan dan air terbatas, maka penyakit akibat faktor lingkungan yang mungkin terjadi akan lebih kompleks . Oleh karena itu, pada tulisan ini hanya dibahas beberapa penyebab yang lebih dominan.



Ikan tercekik

Kekurangan oksigen terlarut, sering menjadi masalah pada budidaya ikan, baik di kolam maupun di perairan umum (karamba jaring apung) . Kondisi ini umumnya terjadi menjelang pagi hari di perairan yang memiliki populasi fitoplankton tinggi, atau pada saat tekanan atmosfir rendah dibarengi dengan tidak ada cahaya matahari karena tertutup awan dalam tempo yang cukup lama.



Keracunan nitrit

Keracunan nitrit atau methemoglobinemia atau penyakit darah coklat adalah penyakit yang disebabkan oleh konsentrasi nitrit yang tinggi di dalam air. Sumber nitrit terutama berasal dari hasil metabolisme protein pakan oleh ikan.

Unsur nitrogen yang dihasilkan oleh tubuh ikan adalah ammonia. Pada saat ammonia dilepas ke air, selanjutnya akan dioksidasi oleh bakteri Nitrosomonas yang mampu merubah ammonia menjadi nitrit . Nitrit selanjutnya akan dioksidasi menjadi nitrat oleh bakteri Nitrobacter. Apabila pakan ikan terlalu intensif atau Nitrobacter kurang efisien dan efektif mengoksidasi nitrit menjadi nitrat, maka konsentrasi nitrit akan meningkat dan selanjutnya menjadi masalah bagi ikan . Nitrit akan bersifat toksik bagi ikan pada konsentrasi 0,5 ppm.



Keracunan ammonia

disebabkan oleh konsentrasi nitrit yang tinggi di dalam air. Sumber nitrit terutama berasal dari hasil metabolisme protein pakan oleh ikan.

Unsur nitrogen yang dihasilkan oleh tubuh ikan adalah ammonia. Pada saat ammonia dilepas ke air, selanjutnya akan dioksidasi oleh bakteri Nitrosomonas yang mampu merubah ammonia menjadi nitrit. Nitrit selanjutnya akan dioksidasi menjadi nitrat oleh bakteri Nitrobacter. Apabila pakan ikan terlalu intensif atau Nitrobacter kurang efisien dan efektif mengoksidasi nitrit menjadi nitrat, maka konsentrasi nitrit akan meningkat dan selanjutnya menjadi masalah bagi ikan. Nitrit akan bersifat toksik bagi ikan pada konsentrasi 0,5 ppm.

Ammonia terdapat dalam dua bentuk, yaitu yang tidak terionisasi dan sangat beracun (NH3) dan yang terionisasi dan kurang beracun (NH4+).

Mekanisme keracunan ammonia berlangsung seperti halnya keracunan nitrit, dan umumnya akibat pemberian pakan yang berlebihan atau

bahan organik; sementara populasi bakteri pengurai nitrogen yang ada tidak mencukupi. Daya racun ammonia sangat dipengaruhi oleh pH dan suhu air. Semakin tinggi pH atau suhu air, maka makin tinggi pula daya racun ammonia.



NH4+ <----> NH3 + H+



pH mendorong persamaan reaksi ke ---> suhu tinggi akan mendorong persaman reaksi ke --->

Gejala klinis yang tampak pada kondisi keracunan ammonia secara umum hampir sama dengan keracunan nitrit yaitu ikan terlihat lemas, meloncat ke permukaan air atau berkumpul di saluran pemasukan air, karena lapisan epitel pada filamen insang tidak berfungsi melakukan proses difusi.



Emboli gas (Gas bubble disease)

Emboli gas adalah kondisi dimana konsentrasi gas lewat jenuh yang ada dalam air keluar dari larutan dan membentuk emboli gas dalam tubuh ikan. Emboli gas tersebut mungkin terjadi di bawah kulit atau dalam pembuluh darah. Emboli di bawah kulit akan merusak kekompakan kulit sebagai pertahanan utama terhadap infeksi patogen serta menjaga keseimbangan osmotik, sedangkan emboli pada pembuluh darah akan membendung aliran darah, terutama pada insang ikan.



Fluktuasi suhu air yang ekstrim

Perubahan suhu air yang ekstrim akan merusak keseimbangan hormonal dan fisiologis tubuh ikan, dan pada umumnya ikan tidak mampu untuk beradaptasi terhadap perubahan ini yang berakibat stres bahkan kematian mendadak. Sebagian besar ikan budidaya, memiliki kemampuan yang tinggi untuk hidup pada kisaran suhu air yang cukup luas, yang sulit untuk ditoleransi adalah fluktuasi suhu yang tinggi dalam tempo yang relatif singkat.

Kondisi ini sangat sensitif, terutama bagi larva dan benih ikan.



Limbah pollutan

Logam berat yang cukup berbahaya bagi kehidupan ikan karena sifat toksisitasnya, berturut-turut antara lain meliputi : Hg, Cd, Cu, Zn, Ni, Pb, Cr, Al dan Co.

Kontaminasi ringan unsur logam berat di lingkungan perairan akan dideposit oleh ikan-ikan induk kemudian dikonsentrasikan dalam minyak yang tersimpan dalam telur-telur mereka. Kontaminasi demikian pada akhirnya akan mematikan telur-telur tersebut pada saat berkembang sebelum menjadi larva, dan lain-lain.



Penyakit malnutrisi

Defisiensi vitamin C merupakan penyakit yang umum terjadi, akibat yang paling popular adalah "broken back syndrome" seperti scoliosis dan lordosis.

Vitamin C sangat berperan dalam:

1) proses osifikasi atau konversi dari tulang rawan menjadi tulang sejati,

2) sebagai co-enzim reaksi biokimia dalam tubuh,

3) meningkatkan ketahanan tubuh (imunitas) terhadap penyakit infeksius,

4) mencegah pengaruh negatif akibat gangguan lingkungan atau stres, serta

5) mempercepat proses penyembuhan luka .

Selain kelima manfaat tersebut, penambahan vitamin C diatas kebutuhan normal juga terbukti dapat menunjang kesehatan ikan mulai dari perkembangan telur hingga dewasa, serta berperan positif bagi pertumbuhan ikan.



Penyakit genetis

Penyakit akibat faktor genetik sangat jarang dilaporkan, meskipun secara aktual merupakan penyebab yang kompleks pada usaha budidaya ikan. Perkawinan sekerabat (in breeding) yang berlangsung terus menerus akan berdampak penurunan variasi genetik dalam tubuh ikan, dan dampak yang terlihat antara lain :

1) pertumbuhan yang lambat (kuntet) dan variasi ukuran yang luas (blantik),

2) lebih sensitif terhadap infeksi patogen,

3) organ tubuh invalid, seperti operkulum yang tidak tertutup sempurna, tubuh bengkok atau tidak memiliki salah satu sirip,

4) dan lain-lain.

JENIS KOI CIRI KHAS

Kohaku

Warna tubuhnya putih dengan brcak merah.

Taisho Sanshoku

Warna tubuhnya putih dengan bercak merah dan hitam. Bercak hitam cenderung lebih sedikit.

Showa Sanshoku

Warna tubuhnya hitam dengan bercak merah dan putih.

Bekko

Warna tubuhnya bermacam-macam, antara lain putih, kuning, dan merah. Memiliki corak berwarna hitam.

Utsurimono

Warna dasar tubuhnya hitam. Dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu Shiro Utsuri yang memiliki bercak putih, Ki Utsuri yang memiliki bercak kuning, dan Hi Utsuri yang memiliki bercak merah.

Asagi

Warna tubuhnya biru atau biru cerah. Pipi, perut, dan lipatan sirip dada berwarna merah.

Shusui

Bersisik besar dengan kulit lembut. Punggung berwarna biru gelap dengan pipi, perut, dan lipatan siripnya berwarna merah.

Koromo

Merupakan hasil persilangan antara Asagi dengan Kohaku, atau Asagi dengan Shansoku.

Kawarimono

Memiliki variasi yang sangat beragam. Biasanya didominasi warna gelap.

Goshiki


Warna tubuhnya merupakan perpaduan 5 warna, yaitu merah, putih, hitam, biru muda, dan biru gelap .

Hikari Mojimono


Warna dasar tubuhnya metalik dengan sisik yang menyerupai jaring. Warna tubuhnya hanya satu macam, misalnya Platinum Ogon yang memiliki tubuh berwarna putih metalik.

Hikari Moyomono

Warna dasar tubuhnya metalik dengan sisik menyerupai jaring. Memiliki kombinasi dua warna atau lebih.

Hikari Utsurimono

Warna dasar tubuhnya metalik dengan bentuk sisik yang menyerupai jaring dan berpola warna hitam.

Kin Gin Rin

Memiliki sisik yang mengkilap dengan beberapa variasi, misalnya Gin Rin Kohaku merupakan Kohaku yang bersisik berkilau.

Tancho

Memiliki corak warna merah berbentuk bulat di kepalanya. Variasinya bisa berasal dari jenis Kohaku, Showa, Sanke, ataupun yang lain.

LANGKAH-LANGKAH AWAL PEMELIHARAAN IKAN KOI

Berdasarkan pengamatan penulis saat ini, banyak penyuka/penggemar koi baru bermunculan. Ini mengindikasikan:

1.Pertumbuhan informasi tentang ikan koi dikalangan masyarakat semakin meluas. di berbagai tingkatan.
2.Merupakan alternative pemenuhan akan sarana refresh bagi keluarga tatkala menghilangkan penat sehabis bekerja seharian.
3.Sebagai sarana pelengkap keindahan taman di rumah, yang bisa dinikmati oleh seluruh anggota keluarga, termasuk para tamu yang berkunjung
4.Image terhadap Ikan Koi, yang pemeliharaannya sulit dan mahal, secara bertahap berkurang.
5.Pertumbuhan ekonomi dikalangan masyarakat menengah kebawah sedikit meningkat.

Dengan banyaknya pencinta/penggemar/hobiist tersebut, tentunya sangat berdampak pada perkembangan Ikan Koi di tanah air. Dan merupakan sesuatu yang perlu dicermati serta disikapi oleh para petani, penjual dll. Dan menjadi kegairahan disisi bisnis menjanjikan Dengan banyaknya peminat/penghobi, jelas akan banyak permintaan yang harus dipenuhi oleh para petani.

Permasalah yang timbul pada awal/permulaan bagi para penggemar ikan koi adalah adalah pemahaman terhadap karteristik dan kebiasaan hidup Ikan Koi. Serta banyak para penghobi yang gak sabar, ingin melihat lihat ikan koi yang baru dibeli/didapatnya melenggak-lenggok di kolam, dan dan tanpa difikiran lagi langsung dimasukin ke kolam Dampaknya kadang menyedihkan, besoknya koi mati. Kenapa Karena terbatasnya pengetahuan serta pemahaman terhadap ikan koi. Ada beberapa langkah yang perlu diperhatikan pada waktu-waktu awal / pertama kali memelihara koi:

Jika kita memutuskan , untuk memilih Ikan Koi sebagai hewan peliharaan , maka ada beberapa kiat yang perlu dipenuhi. Adapun yang penulis lakukan adalah :

Usahakan untuk membekali diri dengan pengetahuan tentang koi, antara lain kolam, fungsi serta sitem filtrasi, membedakan dan memilih jenis koi, dan lain sebagainya Pengetahuan ini dapat diperoleh dengan membaca buku-buku, membuka website di internet ataupun dengan bertanya kepada orang yang telah berpengalaman dalam memelihara ikan koi. terrmasuk kunjungan kepada farm/kawan–kawan penyuka/penggemar/penghoby/petani/penjual/melihat show ikan koi
Awalilah langkah dengan mempersiapkan kolam, sebagai rumahnya( tempat hidup ikan koi) usahakan pembuatan kolam ditempat yang strategis dalam arti dapat terlihat oleh kita, terhidar dari pepohonan , ukuran diseuaikan dengan luas lahan yang tersedia. Serta luas dan isi kantong kita.
Sebagaimana kita tahu daya tarik utamaIkan koi terletak pada variasi warna dan corak-corak pada punggungnya. Keindahan ikan koi musti dapat dinikmati secara utuh/maksimal , untuk itu bagian atas/punggung ikan koi musti ternikmati/terlihat secara jelas, Dan alasan itulah, ikan koi dipelihara di dalam kolam, baik kolam outdoor maupun kolam indoor beberapa hal yang disarankan saat membangun kolam untuk koi, antara lain unsur estetika kolam, lokasi kolam, bentuk dan ukuran kolam, jenis bahan kolam, saluran pembuangan dan sistem filtrasi kolam. Termasuk pemilihan lokasi untuk kolam koi. Sebaiknya menghindari membangun kolam koi di dekat ataupun di bawah naungan pohon besar. Daun-daun yang gugur selain akan mengotori kolam, juga dapat menurunkan pH air kolam, sehingga koi menjadi tidak sehat. Ada baiknya juga apabila kolam koi dibangun di tempat yang mudah dijangkau oleh kita dan juga tidak terlalu jauh dari tempat penyimpanan pakan koi dan peralatan lainnya. Tidak ada keharusan dalam menentukan Bentuk kolam, bias t dibuat persegi panjang, bulat, trapesium, ataupun tidak beraturan, tergantung selera kita . Secara umum, bentuk kolam dapat dibedakan menjadi dua. Yang pertama adalah bentuk formal yang pada dasarnya berbentuk persegi dalam berbagai ukuran. Dan lebih Utama adalah keindahan antara kolam dengan lingkungan terasa menyatu dan indah.
Kelengkapan Kolam, khususnya mengenai Sistem Sirkulasi air dan filtrasi.musti dipenuhi, (walau standar operasional minimal), termasuk sumber air yang dipergunakan sebenarnya ada 3 sumber air yang dapat digunakan untuk pemeliharaan Koi Air Pegunungan , merupakan Sumber air yang terbaik bagi koi karena lebih bersih dan bebas dari bahan-bahan polutan.Sedangkan Air PAM biasanya mengandung klorin. Karena itu, untuk menyiasati nya air PAM perlu diendapkan terlebih dahulu sebelum digunakan. Sedangkan air sumur pada umumnya miskin oksigen sehingga perlu diaerasi terlebih dahulu, seperti yang penulis lakukan air di endapkan selama 2x24 jam dengan diaerasi.kondisi air yang baik untuk ikan \ koi : •Air Harus Jernih dan bersih Air harus bebas dari bahan-bahan polutan Memiliki kandungan oksigen yang cukup. Mengandung unsur mikro Temperatur air harus sesuai bagi koi yaitu sekitar 25-27°C.sistem filtrasi yang baik bagi kolam koi merupakan hal penting yang kadang dapat menghabiskan biaya yang cukup besar. Karena itu, kita harus memilih sistem filtrasi sesuai dengan kolam kita Pada umumnya, ada 2 jenis sistem instalasi yang dapat digunakan dalam sistem filtrasi kolam koi, yaitu sistem instalasi yang menggunakan gaya gravitasi dan sistem instalasi yang menggunakan pompa Pada sistem filtrasi dengan gaya gravitasi, air masuk ke filter dengan bantuan gaya gravitasi. Setelah difilter, air dikembalikan ke kolam dengan bantuan pompa Pada sistem filtrasi dengan pompa, air ditarik terlebih dahulu menggunakan pompa ke dalam sistem filter. Selanjutnya, air yang telah difilter dikembalikan ke kolam dengan bantuan gaya gravitasi.
Pemilihan Ikan yang akan kita dipelihara, sebaiknya /disarankan terlalu banyak serta yang murah dahulu, tetapi, pilih ikan yang bagus walau murah dengan ukuran sedang 15-25 cm. Kecuali kalau yakin dengan tehnis yang dimiliki boleh saja, ikan yang bagus juga. Dan pilihlah koi yang sesuai dengan keinginan kita serta kedalaman kantong kita…sebaiknya jangan terlalu banyak jumlah ikannya disesuaikan dengan luas kolam kita “Koi adalah ikan yang memiliki jangka waktu hidup yang panjang. Karena itu, memutuskan untuk memelihara koi bukanlah komitmen untuk sebulan atau setahun, tetapi selama hidupnya. Ingat Koi adalah ikan yang memiliki umur panjang… biasa menjadi teman hidup/hewan peliharaan sepanjang hayat kita.dan ini beberapa tips memilih ikan koi :Selain memiliki sirip yang tidak cacat, koi yang baik perlu memiliki bentuk kepala, ukuran hidung dan rahang yang terlihat serasi. Sedangkan perbandingan panjang dan tinggi tubuh koi yang proporsional idealnya sekitar 3:1. Jika dilihat dari atas, garis punggung koi yang baik tampak luas atau tidak melengkung.Secara umum, koi yang baik adalah koi yang memiliki pola warna yang simetris, artinya pola corak pada masing-masing sisi sama. Selain polanya, kecemerlangan warna juga patut diperhitungkan. Warna pada koi yang baik harus tegas dan jelas serta tidak tergradasi.Selain bebas dari hama dan penyakit, koi juga harus memiliki gerakan yang gesit dan seimbang, sirip tidak jatuh terkulai, dan tidak selalu menyendiri atau berdiam di dasar kolam
Pemilihan Pakan pakan gunakanlah yang tidak terlalu mahal , yang penting kandungan, nutrisi dan protein, serta unsure perangsang pigmen warna / yang mengandung sprirulina.Komposisi nutrisi yang seimbang dalam pakan yang dikonsumsi koi selain membantupertumbuhan yang maksimal, juga dapat mengurangi resiko serangan penyakit terhadap koi. Pakan yang mengandung nutrisi yang seimbang harus mengandung protein, lemak,karbohidrat, vitamin dan mineral.Pemberian pakan sebaiknya dilakukan dalam jumlah yang sedikit tetapi dengan frekuensi sekitar 2-4 kali sehari. Jumlah pakan yang diberikan harus disesuaikan dengan kebutuhan koi. Acuan yang biasa dipakai adalah sekitar 5% dari bobot koi.
Setelah kolam selesai dibuat, serta kelengkapannya telah tersedia (filtrasi, aerasi, dll). dan pemilihan ikan koi yang akan kita pelihara sudah Ok( ingat Koinya dikarantina dahulu) , kemudian kolam isi air yang baru diisi air/sambil kolam dikuras dengan menggunakan antiseptic air dibuang kemuian isi lagi ..dan biarkan selama 7 – 14 hari makin lama semakin baik (dalam kurun waktu tersebut air kolam beberapa kali +-4 kali) dibuang dan diisi lagi dengan interval waktu 1 minggu/atau 3,hari, hal ini guna menghilangkan racun yang diakibatkan semen serta matrial waktu proses pembuatan kolam,. Setelah, semua berjalan sempurna baik, filtrasi serta kolam tidak ada yang bocor, maka barulah masukan ikan yang telah dikarantina tersebut dengan hati2 dan penuh kasih sayang.
setelah ikan masuk ke kolam sejak saat itu pula “proses pemeliharaan Ikan Koi yang indah telah di mulai”. Dan Tahap Pemeliharaan inilah yang merupakan proses yang perlu perhatian kita secara kontinue, baik perhatian terhadap ikan maupun pemeliharaan kolam dan peralatannya. Jika dalam 1-7 hari tidak ada masalah dalam arti ikan sehat lincah Berarti mekanisme berjalan sesuai dengan fungsinya. Dan setelah semuanya berjalan lancar dalam kurun waktu 2-3 bulan gak ada masalah, berarti semua sudah berjalan sebagaimana mestinya. Dan selanjutnya setiap hari ikan koi dan kolam diperhatikan terus/dirawat
Amati / Menyempatkan waktu untuk secara berkala memperhatikan Ikan Koi Peliharaan anda sekaligus bercengkrama dan lakukan dengan sepenuh hati, sehingga ikan kita akan cepat jinak serta koi tidak terbengkalai perawatannya. Serta kenali beberapa penyakit yang mungkin akan timbul al: a.Fishlice / Kutu Ikan,b,Anchor Worm / Kutu Jarum ,.Koi Herpes Virus / KHV,e.Aeromonas,f.Jamur dst, yang biasanya menyerang Ikan Koi. serta tanda-tanda ikan sakit (dan bekali bekal pengetahuan seperti disarankan tsb diatas)
Koi Sehat, kita meninikmainya sebagi obat pengilang penat/stres dan menjadi sehat dan fresh kembali.
Itulah rasa yang luarbiasa tatkala kita dapat memelihara koi saat pertama kali (kesan pertama yang membawa keindahan untuk tetap memelihara ikan Koi)
Saran dari penulis Peliharalah Koi, baik sarana maupun prasarana, baik kualitas maupun kuantitasnya disesuaikan dengan kemampuan kita……dan Peliharalah Koi seterusnya…. Dan jangan terlalu sering. Mengobok-ngobok kolam . dan mengangkat –angkat koi /keluar masuk kolam. Ikan akan cepat sters…dan biasa mati
Yang lebih Utama dalam pemeliharaan Koi adalah , perhatian kita (habit)dan lakukanlah dengan hati dan kesabaran dan menuntut ketekunan … ok….


Itulah tahapan/langkah-langkah awal jika kita akan memelihara ikan Koi…….Semoga bermanfaat dan berhasil,,,maaf atas kekurangsempurnaannya maklum.....

Kamis, 24 November 2011

IKAN MAS

Sistematika dan Morfologi

Ahli perikanan Dr. A.L Buschkiel dalam RO. Ardiwinata (1981) menggolongkan jenis ikan karper menjadi dua golongan, yakni pertama, jenis-jenis karper yang bersisik normal dan kedua, jenis kumpai yang memiliki ukuran sirip memanjang. Golongan pertama yakni yang bersisik normal dikelompokkan lagi menjadi dua yakni pertama kelompok ikan karper yang bersisik biasa dan kedua, bersisik kecil.

Sedangkan Djoko Suseno (2000) mengemukakan, berdasarkan fungsinya, ras-ras ikan karper yang ada di Indonesia dapat digolongkan menjadi dua kelompok. Kelompok pertama merupakan ras-ras ikan konsumsi dan kelompok kedua adalah ras-ras ikan hias.

Ikan karper sebagai ikan konsumsi dibagi menjadi dua kelompok yakni ras ikan karper bersisik penuh dan ras ikan karper bersisik sedikit. Kelompok ras ikan karper yang bersisik penuh adalah ras-ras ikan karper yang memiliki sisik normal, tersusun teratur dan menyelimuti seluruh tubuh. Ras ikan karper yang termasuk ke dalam kelompok ini adalah ikan karper majalaya, ikan karper punten, ikan karper si nyonya dan ikan karper merah atau mas. Sedangkan yang tergolong dalam ras karper bersisik sedikit adalah ikan karper kaca yang oleh petani di Tabanan biasa disebut dengan nama karper gajah. Untuk kelompok ras ikan karper hias, beberapa di antaranya adalah karper kumpay, kaca, mas merah dan koi.

Secara morfologis, ikan karper mempunyai bentuk tubuh agak memanjang dan memipih tegak. Mulut terletak di ujung tengah dan dapat disembulkan. Bagian anterior mulut terdapat dua pasang sungut berukuran pendek. Secara umum, hampir seluruh tubuh ikan karper ditutupi sisik dan hanya sebagian kecil saja yang tubuhnya tidak ditutupi sisik. Sisik ikan karper berukuran relatif besar dan digolongkan dalam tipe sisik sikloid berwarna hijau, biru, merah, kuning keemasan atau kombinasi dari warna-warna tersebut sesuai dengan rasnya.

Sejarah Perkembangannya di Indonesia

Menurut Djoko Suseno (2000), di Indonesia pertama kali ikan karper berasal dari daratan Eropa dan Tiongkok yang kemudian berkembang menjadi ikan budi daya yang sangat penting.

Sementara itu, menurut R.O Ardiwinata, (1981) ikan karper yang berkembang di Indonesia diduga awalnya berasal dari Tiongkok Selatan. Disebutkan, budi daya ikan karper diketahui sudah berkembang di daerah Galuh (Ciamis) Jawa Barat pada pertengahan abad ke-19. Masyarakat setempat disebutkan sudah menggunakan kakaban - subtrat untuk pelekatan telur ikan karper yang terbuat dari ijuk – pada tahun 1860, sehingga budi daya ikan karper di kolam di Galuh disimpulkan sudah berkembang berpuluh-puluh tahun sebelumnya.

Sedangkan penyebaran ikan karper di daerah Jawa lainnya, dikemukakan terjadi pada permulaan abad ke-20, terutama sesudah terbentuk Jawatan Perikanan Darat dari “Kementrian Pertanian” (Kemakmuran) saat itu.

Dari Jawa, ikan karper kemudian dikembangkan ke Bukittinggi (Sumatera Barat) tahun 1892. Berikutnya dikembangkan di Tondano (Minahasa, Sulawesi Utara) tahun 1895, daerah Bali Selatan (Tabanan) tahun 1903, Ende (Flores, NTT) tahun 1932 dan Sulawesi Selatan tahun 1935. Selain itu, pada tahun 1927 atas permintaan Jawatan Perikanan Darat saat itu juga mendatangkan jenis-jenis ikan karper dari Negeri Belanda, yakni jenis Galisia (karper gajah) dan kemudian tahun 1930 didatangkan lagi karper jenis Frankisia (karper kaca). Menurut Djoko Suseno (2000), kedua jenis karper tersebut sangat digemari oleh petani karena rasa dagingnya lebih sedap, padat, durinya sedikit dan pertumbuhannya lebih cepat dibandingkan ras-ras lokal yang sudah berkembang di Indonesia sebelumnya.

Pada tahun 1974, seperti yang dikemukakan Djoko Suseno (2000), Indonesia mengimpor ikan karper ras Taiwan, ras Jerman dan ras fancy carp masing-masing dari Taiwan, Jerman dan Jepang. Sekitar tahun 1977 Indonesia mengimpor ikan karper ras yamato dan ras koi dari Jepang. Ras-ras ikan karper yang diimpor tersebut dalam perkembangannya ternyata sulit dijaga kemurniannya karena berbaur dengan ras-ras ikan karper yang sudah ada di Indonesia sebelumnya sehingga terjadi persilangan dan membentuk ras-ras baru.

Syarat dan Kebiasaan Hidup

Ikan mas menyukai tempat hidup (habitat) di perairan tawar yang airnya tidak terlalu dalam dan alirannya tidak terlalu deras, seperti di pinggiran sungai atau danau. Ikan mas dapat hidup baik di daerah dengan ketinggian 150--600 meter di atas permukaan air laut (dpl) dan pada suhu 25-30° C. Meskipun tergolong ikan air tawar, ikan mas kadang-kadang ditemukan di perairan payau atau muara sungai yang bersalinitas (kadar garam) 25-30%o.

Ikan mas tergolong jenis omnivora, yakni ikan yang dapat memangsa berbagai jenis makanan, baik yang berasal dari tumbuhan maupun binatang renik. Namun, makanan utamanya adalah tumbuhan dan binatang yang terdapat di dasar dan tepi perairan.
[sunting] Perkembangbiakan

Siklus hidup ikan mas dimulai dari perkembangan di dalam gonad (ovarium pada ikan betina yang menghasilkan telur dan testis pada ikan jantan yang menghasilkan sperma). Sebenarnya pemijahan ikan mas dapat terjadi sepanjang tahun dan tidak tergantung pada musim. Namun, di habitat aslinya, ikan mas Bering memijah pada awal musim hujan, karena adanya rangsangan dari aroma tanah kering yang tergenang air.

Secara alami, pemijahan terjadi pada tengah malam sampai akhir fajar. Menjelang memijah, induk-induk ikan mas aktif mencari tempat yang rimbun, seperti tanaman air atau rerumputan yang menutupi permukaan air. Substrat inilah yang nantinya akan digunakan sebagai tempat menempel telur sekaligus membantu perangsangan ketika terjadi pemijahan.

Sifat telur ikan mas adalah menempel pada substrat. Telur ikan mas berbentuk bulat, berwarna bening, berdiameter 1,5-1,8 mm, dan berbobot 0,17-0,20 mg. Ukuran telur bervariasi, tergantung dari umur dan ukuran atau bobot induk. Embrio akan tumbuh di dalam telur yang telah dibuahi oleh spermatozoa.

Antara 2-3 hari kemudian, telur-telur akan menetas dan tumbuh menjadi larva. Larva ikan mas mempunyai kantong kuning telur yang berukuran relatif besar sebagai cadangan makanan bagi larva. Kantong kuning telur tersebut akan habis dalam waktu 2-4 hari. Larva ikan mas bersifat menempel dan bergerak vertikal. Ukuran larva antara 0,50,6 mm dan bobotnya antara 18-20 mg.

Larva berubah menjadi kebul (larva stadia akhir) dalam waktu 4-5 hari. Pada stadia kebul ini, ikan mas memerlukan pasokan makanan dari luar untuk menunjang kehidupannya. Pakan alami kebul terutama berasal dari zooplankton, seperti rotifera, moina, dan daphnia. Kebutuhan pakan alami untuk kebul dalam satu hari sekitar 60-70% dari bobotnya.

Setelah 2-3 minggu, kebul tumbuh menjadi burayak yang berukuran 1-3 cm dan bobotnya 0,1-0,5 gram. Antara 2-3 minggu kemudian burayak tumbuh menjadi putihan (benih yang siap untuk didederkan) yang berukuran 3-5 cm dan bobotnya 0,5-2,5 gram. Putihan tersebut akan tumbuh terus. Setelah tiga bulan berubah menjadi gelondongan yang bobot per ekornya sekitar 100 gram.

Gelondongan akan tumbuh terus menjadi induk. Setelah enam bulan dipelihara, bobot induk ikan jantan bisa mencapai 500 gram. Sementara itu, induk betinanya bisa mencapai bobot 1,5 kg setelah berumur 15 bulan. Induk-induk ikan mas tersebut mempunyai kebiasaan mengaduk-aduk dasar perairan atau dasar kolam untuk mencari makanan.

Jenis-jenis Ikan Mas (Karper)

Saat ini, banyak sekali jenis ikan mas yang beredar di kalangan petani, baik jenis yang berkualitas tidak terlalu tinggi hingga jenis unggul. Setiap daerah memiliki jenis ikan mas favorit, misalnya di Jawa Barat, ikan mas yang paling digemari adalah jenis ikan mas majalaya. Di daerah lain, jenis ini belum tentu disukai, begitu juga sebaliknya. Perbedaan tersebut biasanya dipengaruhi oleh selera masyarakat dan kebiasaan para petani yang membudidayakannya secara turun-temurun.

Dari beberapa jenis ikan mas yang telah dikenal masyarakat, varietas majalaya termasuk jenis unggul. Buktinya, varietas ini telah dilepas oleh Menteri Pertanian tahun 1999 dalam rangka HUT ke-25 Badan Litbang Pertanian.

Jenis-jenis ikan mas secara umum dapat digolongkan menjadi dua kelompok, yakni ikan mas konsumsi dan ikan mas hias. Jenis ikan mas konsumsi adalah jenis-jenis ikan mas yang dikonsumsi atau dimakan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan gizi yang berasal dari hewan. Sementara itu, jenis ikan mas hias umumnya digunakan untuk memenuhi kepuasan batin atau untuk hiasan (pajangan) dan dipelihara di kolam-kolam taman atau akuarium.

Ikan Mas Konsumsi

1. Ikan Mas Punten

Ras ini dikembangkan pertama kali pada tahun 1933 di Desa Punten, Malang, Jawa Timur. Tubuhnya relatif pendek, tetapi bagian punggungnya lebar dan tinggi. Karena itu, bentuk badan ikan mas punten terkesan membuntak atau bulat pendek (big belly). Perbandingan antara panjang total dan tinggi badan adalah 2,3-2,4:1. Warna sisik hijau gelap, mata agak menonjol, gerakan tubuhnya lambat, dan bersifat jinak.

2. Ikan Mas Sinyonya atau Putri Yogya

Tidak diketahui pasti asal-usul nama ikan jenis ini. Beberapa orang menyebutkan, ikan mas ini mudah sekali bertelur sehingga disebut sinyonya. Bentuk tubuhnya memanjang (long bodied form) dan punggungnya lebih rendah dibandingkan dengan ikan mas punten. Perbandingan antara panjang dan tinggi badannya sekitar 3,66:1.

Sisiknya berwarna kuning muda seperti warna kulit jeruk sitrus. Mata ikan yang masih muda agak menonjol, kemudian berubah menjadi sipit ketika ikan sudah mulai tua. Sifat ikan mas sinyonya lebih jinak dibandingkan dengan ikan ras punten. Ikan mas sinyonya memiliki kebiasaan berkumpul di permukaan air.

Fekunditas atau jumlah telur ikan mas sinyonya 85.000—125.000 dan diameternya 0,3—1,5 mm. Induk ikan mas sinyonya jantan akan matang kelamin pertama pada umur 8 bulan, sedangkan yang betina pada umur 18 bulan. Ikan mas ini tahan terhadap parasit Myxosporea. Kisaran toleransi pH-nya 5,5—8,5.

3. Ikan Mas Taiwan

Ikan mas taiwan memiliki bentuk badan yang memanjang dan bentuk punggung seperti busur agak membulat. Sisiknya berwarna hijau kekuningan hingga kuning kemerahan di tepi sirip dubur dan di bawah sirip ekor. Ikan mas taiwan sangat responsif terhadap makanan sehingga akan saling berebut ketika diberi pakan. Diduga nenek moyang ikan mas ini berasal dari Taiwan, kemudian diintroduksi dan dikembangkan di Indonesia.

4. Ikan Mas Merah

Ciri khas dari ikan mas ini adalah sisiknya yang berwarna merah keemasan. Gerakannya aktif, tidak jinak, dan paling suka mengaduk-aduk dasar kolam. Bentuk badannya relatif memanjang. Dibandingkan dengan ras sinyonya, posisi punggungnya relatif lebih rendah dan tidak lancip. Matanya agak menonjol.

5. Ikan Mas Majalaya
Ikan mas hitam

Sesuai dengan namanya, ikan mas ini berkembang pertama kali di daerah Majalaya, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Ukuran badannya relatif pendek dan punggungnya lebih membungkuk dan lancip dibandingkan dengan ras ikan mas lainnya. Perbandingan antara panjang dan tinggi tubuhnya adalah 3,2:1.

Bentuk tubuhnya semakin lancip ke arah punggung dan bentuk moncongnya pipih. Sifat ikan mas ini relatif jinak dan biasa berenang di permukaan air. Sisiknya berwarna hijau keabuan dan bagian tepinya berwarna lebih gelap, kecuali di bagian bawah insang dan di bagian bawah sirip ekor berwarna kekuningan. Semakin ke arah punggung, warna sisik ikan ini semakin gelap.

Ikan mas majalaya memiliki keunggulan, di antaranya laju pertumbuhannya relatif cepat, tahan terhadap infeksi bakteri Aeromonas hydrophila, rasanya lezat dan gurih, dan tersebar luas di Indonesia. Fekunditas atau jumlah telur yang dihasilkan ikan mas majalaya tergolong tinggi, yakni 84.000—110.000 butir per kilogram induk.

5. Ikan Mas Yamato

Ikan mas ini kurang populer di kalangan petani ikan mas di Indonesia. Bentuk tubuhnya memanjang. Sisiknya berwarna hijau kecokelatan. Ikan mas ini banyak ditemukan dan dibudidayakan di Asia Timur, seperti Cina dan Jepang.

6. Ikan Mas Lokal

Ikan mas ini sebenarnya belum bisa digolongkan sebagai salah satu ras atau jenis ikan mas. Meskipun demikian, ikan ini justru paling banyak ditemukan di lapangan dan paling banyak dikenal oleh petani ikan dewasa ini.

Bentuk tubuh dan warnanya merupakan kombinasi dari beberapa jenis ikan mas yang sudah ada. Secara umum, bentuk tubuhnya memanjang dan matanya tidak sipit. Kemungkinan besar ikan ini muncul akibat perkawinan silang yang tidak terkontrol dengan jenis-jenis ikan mas lain yang ada di masyarakat.

Ikan Mas Hias

Jenis-jenis ikan mas yang digolongkan ke dalam kelompok ikan mas hias sebagai berikut.

1. Ikan Mas Kumpay

Ciri yang menonjol dari ikan mas kumpay adalah semua siripnya panjang dan berumbai sehingga tampak indah ketika sedang bergerak. Warna sisiknya sangat bervariasi, ada yang putih, kuning, merah, dan hijau gelap. Bentuk badannya memanjang seperti ikan mas sinyonya. Pertumbuhannya tergolong lambat. Kadang-kadang, ikan mas ini juga dimanfaatkan sebagai ikan konsumsi.

2. Ikan Mas Kancra Domas

Bentuk tubuhnya memanjang. Gerakannya mirip ikan mas taiwan, yakni selalu aktif dan kurang jinak. Sisiknya berukuran kecil dan susunannya tidak beraturan. Warna sisiknya bervariasi, ada yang biru, cokelat, atau hijau. Sisik punggungnya berwarna gelap. Semakin ke arah perut, warnanya semakin terang keperakan atau keemasan.
Karper kaca

3. Ikan Mas Kaca

Ciri khas ikan ini adalah sebagian tubuhnya tidak tertutup sisik. Bagian yang tidak tertutup sisik sepintas tampak bening, mirip kaca. Di sepanjang gurat sisi (linea lateralis) dan di sekitar pangkal siripnya terdapat sisik berwarna putih mengilap. Sisik tersebut berukuran besar dan tidak seragam.

4. Ikan Mas Fancy

Bentuk tubuh ikan mas ini memanjang. Sisiknya berwarna putih, kuning, dan merah. Pada tubuhnya terdapat totol-totol berwarna hitam. Karena warnanya yang bermacam-macam itulah ikan mas ini disebut fancy.
Koi

5. Ikan Mas Koi

Ikan mas koi atau yang lebih populer disebut koi (saja) ini berasal dari Jepang. Mulai dikenal di Indonesia sekitar tahun 1980. Bentuk badannya bulat memanjang. Warna sisiknya beragam, ada putih, kuning, merah menyala, hitam, atau kombinasi dari warna-warna tersebut.

Hobiis ikan mas umumnya menyukai ikan koi jenis bastar karena warna dan pola totolnya yang indah dan menarik. Ikan koi disukai hobiis karena gerakannya lambat dan cukup jinak.

Ikan koi memiliki beragam nama yang disesuaikan dengan pola dan warna tubuhnya, misalnya platinum nishikigoi, shusui nishikigoi, shusi nishikigoi, kohaku nishikigoi, dan taishusanshoku nishikigoi.

SUMBER : WIKIPEDIA

Sabtu, 05 November 2011

BUDIDAYA IKAN KOMET

Komet (Carassius auratus-auratus) pertama kali dibudidayakan oleh masyarakat Cina pada tahun 1729. awalnya bentuk komet sama seperti ikan koki. Karena memang kedua ikan ini berasal dari satu kerabat, yakni dari keluarga Cyprinidae. Kemudian pada zaman Dinasti Ming (1368-1644) popularitas komet semakin menanjak. Saat inilah bermunculan ikan koki dengan tubuh yang unik dan bervariasi. Setelah itu, penyebaran komet berkembang ke Jepang. Di negara Matahari Terbit, komet terus mengalami perkembangan yang sangat pesat hingga dihasilkan jenis-jenis baru dengan bentuk yang lebih variatif seperti saat ini.

Di Indonesia, komet termasuk ikan hias yang banyak memiliki penggemar. Hal ini dapat dibuktikan dengan seringnya diadakan kontes komet dengan peserta yang boleh dibilang sangat banyak. Jenis ikan dengan telur diserakkan, ini merupakan yang terbanyak. Ikan ini menempatkan telurnya di sembarang tempat, bisa di tanaman air atau di jatuhkan begitu saja di dasar perairan.

Ikan komet merupakan ikan yang cukup rentan penyakit hal ini disebabkan karena kondisi air pada tempat pemeliharaan ikan komet cepat menjadi kotor disebabkan oelh hasil buangan dari ikan komet yang banyak (kotoran). Komet (carassius auratus-auratus) adalah jenis ikan air tawar yang hidup si perairan dangkal yang airnya mengalir tenang dan berudara sejuk. Ikan ini digemari masyarakat karena keindahan warna, gerak-gerik, dan bentuk tubuhnya yang unik. Berbeda dengan ikan hias lainnya, komet termasuk ikan ikan hias sepanjang masa. Hal ini dibuktikan dengan selalu tersedianya komet disetiap toko penjual ikan hias, sehingga harga jual cenderung stabil.


1. Persiapan wadah pemijahan

Untukl kegiatan pembenihan ikan komet, wadah yang digunakan adalah akuarium berukuran 60x40x40 cm dengan bentuk persegiu panjang. Akuarium yang digunakan sebelumnya dibersihkan dengan menggunakan sabun kemudian dibilas dengan air tawar dan selanjutnya dijemur untuk menghilangkan jamur-jamur dan bakteri yang masih menempel.

Seperti kita ketahui bahwa air merupakan media yang sangat penting bagi budidaya ikan. Untuk itu perlu disediakan air yang sangat bersih dan steril. Air yang digunakan untuk pemijahan ini adalah air yang bberasal dari air sumur yang sudah diendapkan selama 24 jam, karena kemungkinan airnya mengandung zat-zat yang beracun yang akan mengakibatkan dan menggangu budidaya ikan. Untuk itu perlu diendapkan. Air yang diendapkan diaerasi kuat supaya kandungan oksigen yang ada di dal;mnya bertambah. Air terserbut dimasukana kedalam akuarium dengan ketinggian 30 cm, kemudian aerasi.

Ikan komet termasuk kedalam kelompok ikan hias air tawar yang tidak memelihara telurnya. Jadi telur yang dikeluarkan oleh induk diletakkan pada substrat. Sehingga dalam kegaitan pemijahannya perlu dipersiapkan substrat sebagai tempat menempelnya telur. Ada banyak jenis tanaman air yang dapat dipakai sebagai substrat. Tanaman air tesebut dibagi kedalam dua kelompok yaitu tanaman tumbuh mengapung dan tanaman tumbuh didasar. Dalam kegiatan praktik digunakan salah satu tanaman air dari dua kelompok tersebut. Tanaman air yang digunakan yaitu tanaman yang tumbuhnya mengapung seperti enceng gondok (Eichornia crassipes).

Sebelum enceng gondok digunakan terlebih dahulu disucihamakan. Enceng gondok yang akan digunakan sebelumnya sudah direndam dalam larutan Methylin blue dengan dosis 100 ppm selama 5 – 10 menit. Dengan demikian enceng gondok terbebas dari bakteri maupun pathogen. Setelah itu, barulah enceng gondok dimasukkan kedalam akuarium.


2. Memilih induk

Seleksi induk atau memilih induk merupakan langkah awal yang harus dilakukan pada kegiatan pembenihan Untuk ikan komet sendiri sangat mudah dilakukan seleksi terhadap induk yang matang gonad. Seleksi induk ikan komet dapat dilakukan dengan melihat ciri – ciri sebagai berikut :

Induk Jantan
-Pada sirip dada terdapat bintik-bintik bulat menonjol dan jika diraba terasa kasar.
-Induk yang telah matang jika diurut pelan kerarah lubang genital akan keluar cairan berwarna putih

Induk Betina
-Pada sirip dada terdapat bintik-bintik dan terasa halus jika diraba.
-Jika diurut, keluar cairan kuning bening. Pada induk yang telah matang, perut terasa lembek dan lubang genital kemerahan merahan.

Selain itu, induk ikan komet yang siap untuk melakukan pemijahan dapat ditandai dengan adanya tingkah laku dari kedua induk tersebut. Tingkah laku yang ditunjukkan adalah saling kejar – kejaran. Dimana, induk jantan terus mengejar atau mendekati induk betina, dengan adanya tingkah laku seperti ini maka dapat diasumsikan bahwa induk ikan komet tersebut siap untuk dipijahkan. Perbandingan induk yang digunakan dalam kegiatan praktikum pemijahan ikan komet adalah 1 : 2 (jantan : betina). Induk yang sudah diseleksi selanjutnya dimasukkan kedalam wadah pemijahan.


3. Pemijahan

Induk yang digunakan dalam kegiatan ini dengan perbandingan 1:2 nduk yang digunakan dalam praktikum yaitu dengan perbandingan 1 : 2 ( ♀ : ♂). Induk jantan satu yang merupakan ikan koi dengan berat tubuh 93, 28 gr dan induk betina sebanyak dua ekor yang merupakan ikan komet, induk betina pertama mempunyai berat tubuh 72,96 gr dan induk betina yang kedua mempunyai berat 42,97 gr. Induk ini kemudin dimasukkan dalam akuarium yang sudah diisi air dan dilengkapi dengan enceng gondok sebagai substrat. Pemijahan ikan komet berlangsung pada malam hingga waktu dini hari. Induk dimasukkan pada sore hari, biasanya besok sudah menempel pada enceng gondok.




4. Penetasan telur

Penetasan telur dilakukan pada akurium pemijahan langsung. Karena ikan komet termasuk kedalam kelompok ikan hias air tawar yang tidak memelihara telurnya maka, setelah proses pemijahan selesai dan telur sudah melekat pada substrat induk ikan komet diangkat atau dikeluarkan dari dalam akuarium. Hal ini dilakukan agar induk ikan komet tidak memakan telur yang telah dikeluarkan tersebut.

Setelah 2 – 3 hari telur akan menetas, setelah menetas kemudian enceng gondok diangkat dari dalam akuarium. Selain itu, perlu dilakukan perhitungan akan larva yang dihasilkan. Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan diperoleh larva sebanyak 5999 ekor. Larva yang baru menetas belum diberi makan hingga berumur 2 – 3 hari karena masih mempunyai persediaan makanan pada yolk sac-nya (kuning telur).


5. Pemeliharaan Larva

Larva umur 7 hari hanya sebesar jarum, kondisinya masih lemah, tetapi sudah mulai belajar memperoleh pakan dari luar tubuhnya. Untuk itu, perlu disediakan pakan yang memenuhi syarat untuk mengurangi risiko kematian benih.

Bak pendederan harus bersih dan sudah dikeringkan dibawah sinar matahari selama 1-2 hari untuk membunuh bibit parasit. Selanjutnya tebarkan pupuk kandang berupa kotoran ayam 500 g/m². Sementara air dialirkan, pupuk diaduk-aduk hingga betul-betul larut dan pertahankan ketinggian air dalam bak sampai 30 cm. Dua hari setelah pemupukan, bibit kutu air ditanam dan dibiarkan selama 5 hari agar tumbuh dan berkembang biak. Setelah itu, larva komet dari bak penetasan siap dilepas ke dalam bak pemeliharaan.

Pemberian pakan tambahan diperlukan setelah 15 hari pemeliharaan. Memasuki pemeliharaan 15 hari kedua harus ada aliran air masuk, apalagi setelah pakan tambahan mulai diberikan. Genap diusia sebulan, anak komet mulai tampak bentuk aslinya. Badannya bulat, ekor dan kadang warna dari sebagian anak komet sudah keluar. Seleksi awal ditujukan untuk memilih ikan yang mempunyai ekor persis sama seperti ekor indukya, kemudian bentuk badan dan ukurannya. Bisa terjadi, dari hasil seleksi ini diperoleh beberapa kelompok anak komet berlainan ukuran serta kualitasnya, termasuk kelompok anak komet yang harus disingkirkan.

SUMBER : http://dederintit.blogspot.com/2009/04/budidaya-ikan-komet.html
BUDIDAYA IKAN KOI

Asal Mula Ikan Koi:

Ikan koi berasal dari ikan mas. Ikan ini adalah ikan nasional Negara Jepang. Di Negara Jepang sendiri,koi diangap sebagai ikan dewa. Di Negara tersebut koi disebut kai yang artinya ikan berwarna. Banyak versi yang berkembang mengenai asal usul koi. Salah satunya berasal dari Persia, lalu dibawa ke Jepang oleh orang Cina melalui daratan Cina dan Korea. Koi dari Jepang pertama kali di eksport ke San Fransisco, Amerika Serikat (1938). Setelah itu berturut-turut dikirim ke Hawaii (1947), Canada(1949), dan Brazil(1953).

Sedangkan masuk ke Indonesia diperkirakan tahun 1981-1982 di bawa oleh Hany Moniaga, hobiis yang tinggal di Cipanas, Cianjur, Jawa Barat. Ia kemudian mengembangkan peternakan koi yang diberi nama Leon dan Leonny. Koi pertama itu panjangnya 90-100 cm, berumur 50-75 tahun. Sejak itulah koi populer di Indonesia dan belakangan menjadi buruan hobiis hingga saat ini.

Ikan koi termasuk jenis ikan yang mudah dipelihara. Makanannya tidak selalu harus spesial karena termasuk binatang pemakan tumbuh-tumbuhan dan hewan ( omnivira). Pellet merupakan santapan utama, tapi saat ikan mengikuti kontes, Koi akan mendapat makanan tambahan dan doping khusus untuk menguatkan warna tubuhnya dalam masa karantina. Selain itu, sayur-sayuran seperti kangkung atau buah-buahan, misalnya jeruk, bisa diberikan pada koi.

Umur ikan koi bisa bertahan sampai puluhan tahun. Untuk memiliki ikan yang berasal dari perairan Eurasia and the middle east. Ini para penggemar dan calon penggemar dapat menyesuaikan diri antara keinginan dan kondisi saku. Tak selamanya harus mengeluarkan biaya yang mahal karena harganya yang bervariasi, tergantung dari ukuran dan jenis. Beberapa penjual mematok harga mulai dari Rp 50 ribu hingga mencapai Rp 8 Juta. Hebatnya, harga koi juara kontes dapat menembus ratusan juta rupiah.

Cara Memelihara dan Merawat Ikan Koi

Ikan Koi

Pemeliharaan koi dilakukan di kolam semen, kolam tanah, kolam taman. Pemeliharaan koi dalam aquarium tidak dianjurkan, Karena ikan tersebut membutuhkan areal berenang yang luas dan dalam. Selain itu, keindahan koi terletak pada punggungnya yang kaya warna, sehingga bila dipelihara dalam aquarium keelokan tubuh dan warnanya itu tidak terekspos secara maksimal.

Ukuran kolam koi yang dianjurkan minimal memiliki luas 1,5x2m dengan kedalaman 80 sampai 150cm. Jika kolam telalu dangkal, tubuh koi akan terus-menerus terkena sinar ultraviolet yang dihasilkan oleh sinar matahari. Sinar ini dapat warna tubuhnya menjadi pucat, dan pertumbuhannya pun bisa terhambat.

Perlu diperhatikan pula tinggi kolam minimal 25cm dari bibir kolam untuk mencegah koi melompat ke daratan. Selain itu kolam juga harus dilengkapi saluran pembuangan di bagian bawah kolam. Di bagian atas kolam juga dipasang pipa untuk menyalurkan air bersih yang sudah diendapkan.

Menjaga Kualitas Air

Filter empat lapis juga perlu dipasang untuk menjaga kebersihan dan kelancaran pasokan air. Filter empat lapis adalah filter yang terdiri dari filter pertama yang terdiri dari kerikil, pasir, dan ijuk yang berfungsi menyaring sampah dan Lumpur yang mengotori kolam.

Filter kedua berupa karbon zeolit yang berfungsi menghilangkan racun, bau tak sedap, dan membunuh bibit penyakit. Filter ketiga berupa pestisida yang tak mematikan bakteri pengurai yang berperan dalam proses penjernihan air kolam. Sedangkan filter keempat berupa tanaman atau bebatuan yang dapat mengikat kotoran.

Derajat keasaman (pH) air yang cocok untuk pertumbuhan koi adalah 6,5-8,5. Untuk menjaga sirkulasi air bisa dipasang pompa yang mampu menyalurkan air sebanyak 25 liter per menit. Dengan cara ini, air kolam tak perlu sering dibrsihkan, tapi yang perlu dilakukan adalah membersihkan filter dan bak filter. Caranya, semprot filter dengan air bersih sekitar 5-10 menit lamanya.

Bila menggunakan penyaring ini, sebaiknya penggantian air dilakukan dua minggu sekali. Tujuannya untuk membuang zat-zat racun dari sisa-sisa makanan yang terurai menjadi nitrit yang berbahaya bagi kesehatan ikan koi.

Pemberian Pakan

Pakan berfungsi selain untuk membantu pembentukan tubuh ideal dan mencemerlangkan warna pada ikan koi, juga sebagai media perantara untuk mengobati ikan koi yang sakit. Jenis pakan yang diberikan bisa berupa pakan alami atau pakan pakan buatan. Yang terpenting pakan tersebut mengandung gizi seimbang sesuai dengan kebutuhan ikan koi. Pakan sebaiknya diberikan dua kali sehari, pagi dan sore agar kebutuhan gizi ikan koi terpenuhi.

Jenis pakan yang digunakan untuk memacu pertumbuhan ikan koi agar tubuhnya ideal dengan bentuk tubuh gemuk dan memanjang adalah wheat germ. Pakan terbuat dari bahan yang mengandung protein tinggi seperti, gandum, tepung udang, tepung ikan, dan bungkil kacang kedelai.

Kandungan proteinnya sekitar 32%. Selain itu wheat germ juga mengandung vitamin A,D,E,K,B2,B6,B12, niasin, vitamin C dan unsur-unsur mineral lain seperti kalsium, choline chloride, panthetonate, trace mineral, dan antioksidan.

Sementara, pakan untuk mencemerlangkan dan mempertajam warna koi adalah pakan yang mengandung zat karoten. Zat tersebut dapat merangsang munculnya warna pada ikan koi. Secara alami di dalam tubuh ikan koi terdapat zat karoten berupa antaxanthin yang menghasilkan warna merah, dan lutein yang menciptakan warna kuning kehijauan.

Pakan yang mengandung zat karoten diantaranya; wortel, alga atau ganggang Spirullina, dan Chlorella, semangka, sawi, kubis dan cabai hijau. Sedangkan pakan dari hewan bisa diberikan dapat kepiting, udang-udangan, krill, trout, salmon, kutu air, jentik nyamuk, cacing rambut, dan cacing darah.

Koi termasuk ikan hias eksotis yang semakin banyak penggemarnya. Selain dipelihara sebagai hobi, koi juga bisa dijadikan lahan bisnis yang menjanjikan. Tentu saja bagi mereka yang benar-benar serius menekuninya. Selain pesona warna dan lekukannya yang indah, keistimewaan lain dari koi adalah keelokan yang dipertontonkan tatkala menyembul dan melompat ke atas air . Sungguh sebuah pemandangan yang istimewa bagi yang hobi memeliharanya.

Hal-hal yang harus diperhatikan ketika hendak memijahkan ikan koi adalah ketersediaan kolam, persediaan induk koi, penyediaan pakan benih, dan perlakuan seleksi yang ketat.

* Kolam Pemijahan

Kolam pemijahan tidak mungkin menjadi satu dengan kolam taman. Kolam pemijahan harus mempunyai pintu pemasukan dan pintu pengeluaran air tersendiri.Selain itu, seluruh kolam harus diplester dan bisa dikeringkan dengan sempurna.
Luas kolam pemijahan bervariasi. Untuk kolam sempit dapat menggunakan kolam seluas 3-6 m2 dengan kedalaman 0,5 m. Lokasi kolam cukup mendapatkan sinar matahari, tidak terlalu ribut, terlindung dari jangkauan anak-anak dan binatang peliharaan lain.
Jika mungkin, sediakan juga kolam penetasan telur dan perawatan benih. Kolam penetasan, bentuknya bisa persegi panjang atau bulat. Kalau kolam bulat, diameternya antara 1,5-2 m.
Satu kolam lagi jika ada, yaitu kolam untuk menumbuhkan pakan alami yang dipakai untuk lmensuplai pakan benih jika kuning telurnya telah habis. Kedalaman kolam sekitar 30 cm. Luas kolam antara 6-10 m2, cukup memadai.
Bagi yang memiliki uang cukup, dinding kolam bisa dilapis vinil yaitu bahan yang biasa untuk membuat bak fiberglass. Dengan lapisan vinil, kolam-kolam tersebut lebih terjamin kebersihannya dan efek dari semen bisa dihilangkan.

*Seleksi Induk

Syarat utama induk adalah calon induk sudah matang kelamin dan matang tubuh. Matang kelamin artinya induk jantan sudah menghasilkan sperma dan induk betina sudah menghasilkan telur yang matang. Matang tubuh artinya, secara fisik mereka sudah siap menjadi induk-induk produktif.
Syarat lain fisiknya prima, tidak cacat. Sirip-siripnya lengkap, juga sisiknya. Gerakannya anggun, seimbang , tidak loyo. Umur jantan minimal 2 tahun, betina minimal 3 tahun. Betina lebih besar dibandingkan jantan, perutnya terlihat lebih besar dibandingkan punggung. Jantan sebaliknya, lebih langsing dan perutnya rata jika dilihat dari punggung. Sirip induk jantan siap kawin akan muncul bintik-bintik putih.
Seekor induk betina berpasangan dengan 2 atau 3 induk jantan. Jika seekor betina hanya diberi seekor jantan di kolam pemijahan dan takdisangka jantannya ngadat, gagallah pemijahan. Dengan menyediakan stok jantan lebih dari satu, kegagalan pemijahan bisa dihindari.
Disarankan untuk tidak menggunakan stok induk yang paling bagus, karena keturunannya biasanya jelek. Anak keturunannya belum tentu sebagus induknya. Yang dipijahkan sebaiknya koi biasa saja, tetapi masih memiliki sifat-sifat unggul, seperti warnanya pekat. Pada saat seleksi benih, nantinya bisa dipilh mana yang bagus dan mana yang diafkir.

*Persiapan Kolam

Pertama kali yang harus dipersiapkan untuk pemijahan adalah kolam. Kolam dikeringkan dibawah terik matahari. Pintu pemasukan dipasang saringan untuk mencegah telur yang mungkin hanyut.
Telur koi menempel (adesif) sifatnya. Biasanya koi akan bertelur dibawah tanaman atau bahan apa saja yang bisa dipakai untuk menempelkan telurnya. Oleh karena itu sediakan penempel telur yang memadai agar telur koi bisa selamat.
Penempel telur bisa menggunakan kakaban, yang dipakai untuk memijahkan ikan mas. Kakaban dibuat dari ijuk yang dijepit dengan bilah bambu dan dipaku. Kakaban yang baik terbuat dari ijuk yang panjang dan rata, panjang 120 cm lebar 40 cm. Jumlah kakaban yang diperlukan disesuaikan dengan besar induk betina, biasanya 4-6 buah untuk setiap 1 kg induk betina.
Agar bisa mengapung, kakaban disusun di atas sepotong bambu yang masih utuh. Diataskakaban diberi bilah bambu dan diikat agar kumpulan kakaban tidak tercerai-berai ketika pasangan induk memijah. Sebelum dipasang, kakaban dibersihkan, dicuci, dan dibilas agar terbebas dari lumpur.
Kakaban dipasang setelah kolam diisi air. Air selalu mengalir ke kolam pemijahan untuk merangasang pasangan koi yang akan memijah. Selain kakaban, tempat penempel telur bisa juga menggunakan tanaman air seperti Hydrilla yang disusun atau potongan tali rafia sebagai pengganti ijuk.

*Pelaksanaan Pemijahan

Induk dimasukkan sekitar pukul 16.00 dan akan mulai memijah tengah malam. Induk betina akan berenang mengelilingi kolam dengan diikuti induk jantan di belakangya. Makin lama gerakan mereka makin seru. Induk jantan menempelkan badannya ketika mengikuti induk betina. Pada puncaknya, induk betina akan mengeluarkan telurnya dengan sesekali meloncat ke udara. Aktifitas betina ini segera diikuti jantan dengan mengeluarkan cairan sperma.
Telur-telur yang terkena sperma akan menempel pada kakaban atau bahan penempel telur lainnya dan susah lepas. Juga ada sebagian telur uyang jatuh ke dasar kolam. Perkawinan selesai pada pagi hari. Induk segera dipisah dari telurnya. Jika terlambatm telur bisa habis dimakan induknya.
Ada dua cara untuk memisahkan induk dari telur yang dihasilkan.Pertama, dengan memindahkan induk dari kolam pemijahan dan tetap membiarkan telur menetas di kolam tersenur. Cara kedua dengan memindahkan telur ke kolam penetasan. Cara pertama lebih praktis karena lebih menghemat lahan (kolam).
Untuk mencegah agar tidak terserang jamur, telur-telur direndam dulu dalam larutan Malachyt green dengan konsentrasi 1/300.000 selama 15 menit sebelum ditaruh di kolam penetasan. Ketika akan merendam telur-telur ini, sebaiknya kakaban digoyang-goyangkan pada air agar kotoran yang mungkin menutupi telur bisa terlepas.

Sumber :http://www.rahasiakeluarga.com/budidaya-ikan-koi/

Selasa, 20 September 2011

Menghitung Konsumsi Daya Penguat Kelas B/AB


Shortcut :
Menghitung tegangan ripple catu daya
Analisa kerja penguat Kelas B/AB Komplementer
Dari mana harus memulai
Program Kalkulasi
Contoh Aplikasi

Seiring dengan semakin bertambahnya permintaan membuat trafo dari para rekan DIYer yang berniat membuat penguat daya Kelas B atau AB yang salah satunya adalah adalah Gain Clone (selanjutnya disebut GC) dari para DIYer maupun Gain Cloner, maka saya terdorong untuk membuat tulisan ini dengan tujuan agar para rekan DIYer bisa memahami bagaimana cara menghitung kapasitas dari trafo yang akan digunakan ataupun juga nilai kapasitor pada rangkaian power supply berkaitan dengan besarnya daya keluaran yang diinginkan.

Menghitung Tegangan Ripple Pencatu Daya
Sebagai awalan dari tulisan ini saya akan membahas bagaimana cara menghitung tegangan ripple atau singkatnya kemudian akan saya tulis sebagai Vr. Untuk memahami tujuan dari tulisan ini cobalah anda lihat Gambar 1 di bawah, yaitu sebuah gambar rangkain penyearah gelombang penuh yang mendrive sebuah beban resistor R.
Fig1 GC calc
Gambar 1,
Rangkaian penyearah gelombang penuh mendrive beban R dengan kapasitor C

Untuk memahami bagaimana pola tegangan listrik sebagagi fungsi waktu pada rangkain di atas bisa anda lihat gambar 2 di bawah ini.

Fig2 GC Calc

Gambar 2,
Bentuk gelombang listrik fungsi waktu dari sebuah penyearah gelombang penuh dengan beban RL


Pola tegangan listrik seperti pada gambar 2 di atas tentunya hanya bisa dilihat dengan osiloskop, dan jika menggunakan multimeter yang akan terukur adalah Vdcmin.

* Menghitung tegangan ripple Vr dari sebuah catu daya

Tegangan ripple dapat diperoleh dengan menggunakan formula sbb :

Vr = 0.5 x I x T / C.............................................Persamaan 1

Dimana :
Vr = tegangan ripple dalam volt
I = arus dalam ampere
T = periode dalam detik, untuk Indonesia dengan F_PLN = 50Hz, maka T = 20 mS/0.02 S
C = nilai kapasitor penyearah dalam farad

Untuk memahami pemakaian formula tsb, kita akan coba membahas sebuah contoh berikut

Sebuah rangkaian catu daya memiliki, tegangan sekunder trafo Vac =15V, menyerahkan tegangan dengan diode bridge dan kapasitor
C= 1000uF, diberi beban RL = 1 kohm
Berapakah nilai tegangan keluaran yang terukur Vdcmin dan juga tegangan ripplenya Vr

Jawab :

Tegangan dari trafo akan dikonversikan oleh diode bridge dan juga kapasitor menjadi tegangan searah dengan nilai

Vdcmax = Vac x 1.4142 - 1.2V (----> 1.2V adalah tegangan drop pada diode bridge)
= 15 x 1.4142 - 1.2
= 20.013 volt

Tegangan ini akan mengalirkan arus IL sebesar : IL = Vdcmax / RL
= 20.013V / 1kohm
= 20.013 mA

Nilai tegangan ripple Vr = (0.5 x IL x T)/ C
= (0.5 x 0.021213A x 0.02 )/ 0.001 F
= 0.213 V

Nilai Vdc min = Vdcmax - Vr
= 20.013 V - 0.2013 V
= 19.8117 V

Dalam aplikasi yang sesungguhnya nilai yang akan didapat bisa jadi akan lebih kecil dari hasil perhitungan tsb, karena perhitungan tsb dilakukan dengan menganggap bahwa trafo yang digunakan adalah ideal dengan load regulation = 0%

Jika ada memesan trafo dari saya, anda tidak perlu lagi memperhitungkan load regulation karena trafo saya sudah dibuat dengan memperhitungkan drop tegangan ketika bekerja pada beban penuh.

Analisa kerja penguat daya Kelas B/AB
Sekarang kita akan masuk ke dalam topik utama kita yaitu menghitung konsumsi daya penguat Kelas B dengan output transistor komplementer ataupun Quasy Complementer seperti pada IC LM3886 dan keluarganya, dan metoda yang saya uraikan pada tulisan ini tentunya juga bisa digunakan sebagai pendekatan untuk mengkalkulasi konsumsi daya penguat B atau AB.

Dalam sebuah penguat Kelas B Komplementer, ketika tidak ada sinyal yang masuk pada input amplifier maka tegangan keluaran pada output akan berada pada nilai nol terhadap ground. Ketika amplifier ini diberi sinyal maka tegangan output akan bergerak naik menuju Vpos, nilai maksimum atau Vpeak nya adalah pada suatu nilai tertentu yang mendekati Vpos, selanjutnya setelah mencapai Vpeak(+) maka sinyal akan turun mendekati tegangan negatif Vneg sampai pada sebuah nilai yang kita sebut Vpeak(-).
Begitulah seterusnya hal ini akan terjadi. Untuk membantu memahami penjelasan ini, anda bisa lihat gambar3 di bawah ini

Fig3_GC_Calc
Gambar 3

Selisih antara Vpos dan Vpeak(+) maupun juga selisih antara Vneg dan Vpeak(-) setelah dikurangi tegangan ripple Vr adalah tegangan saturasi positif dan negatif atau kita sebut Vsat(+) dan Vsat(-) dalam realitanya Vsat(+) dengan Vsat(-) ini bisa sama ataupun berbeda, akan tetapi dalam perhitungan kalkulasi daya harus dianggap sama dan mengacu pada nilai Vsat yang lebih besar. Pada data sheet LM3886 nilai Vsat ini disebut sebagai output drop Voltage dan besarnya adalah 3V.

Darimana harus memulai

Langkah2 yang harus dilakukan sebelum melakukan perhitungan daya adalah kita harus menentukan kondisi sbb :
1. Berapa watt daya yang diinginkan (Po)
2. Berapa ohm impedansi speaker yang akan terhubung pada penguat ini (RL)
3. Berapa besar Vsat, dengan melihat data sheet atau mengukur sendiri
4. Berapa besar Nilai kapasitor C pada power supply yang ingin digunakan
5. Berapa besar nilai arus bias.

Tentunya juga daya maksimum yang ingin dikeluarakan tidak boleh melebihi batas kemampuan dari amplfier yang bersangkutan, dalam kasus LM3886 daya keluaran maksimumnya adalah 68 watt pada impedansi speaker 4 ohm.


Langkah-langkah Perhitungan kebutuhan daya

1. Menghitung Tegangan keluaran RMS (Kita sebut Vo_RMS)

Setelah kita menemukan daya keluaran yang diinginkan ( disebut Po) dan juga impedansi speaker (disebut RL), kita bisa menghitung daya keluaran RMS dari penguat dengan formula sbb

Vo_RMS = akar ( Po x RL)....................................Persamaan 2

2. Menghitung Vpeak

Setelah V_RMS didapat kita harus menghitung Vpeak dengan bantuan formula berikut :

Vpeak = Vo_RMS x 1.4142...................................Persamaan 3


3. Menghitung Arus Beban IL
Untuk menghituang arus beban IL bisa kita gunakan formula pada persamaan 4 berikut ini :

IL = akar (Po / RL)..................................................Persamaan 4

Arus IL ini adalah arus yang harus disediakan oleh trafo daya, jika penguat anda bekerja dalam Kelas AB maka nilai IL ini harus ditambah dengan arus bias pada operasi Kelas AB yang bersangkutan.


4. Menghitung tegangan ripple Vr
Vr bisa kita kalkulasi dengan menggunakan persamaan 1 dengan memakai nilai arus beban yang kita dapat dari langkah 3 di atas dan
dengan nilai kapasitor C yang sudah kita tentukan sebelumnya

Formulanya adalah sbb : Vr = (0.5 x IL x 0.02) /(C)

Dimana IL dalam ampere dan C dalam mikrofarad


5. Menghitung tegangan power supply yang diperlukan
Besarnya tegangan power supply yang diperlukan adalah penjumlahan dari Vpeak, Vsat dan Vr ditambah dengan nilai tegangan 1.2V sebagai tegangan drop di penyearah gelombang penuh.

Vsupply = Vpeak + Vsat + Vripple + 1.2V......................Persamaan 6


6. Menghitung Tegangan Trafo yang diperlukan

Tegangan Trafo yang diperlukan adalah Vsupply dibagi dengan 1.4142, dengan rumus dapat ditulis sbb :

Vac1 = Vac2 = Vsupply / 1.4142...................................Persamaan 7

Setelah melewati 6 langkah di atas maka anda sudah bisa mengetahui kapasitas trafo yang anda perlukan yaitu sebuah trafo dengan sekunder Vac-0-Vac dengan rating arus sama dengan IL.
Jika anda ingin menggunakan Speaker Protector atau preamp dalam satu casing dengan amplifier ini anda harus menambahkan gulungan sekunder lain untuk keperluan ini



Program Kalkulasi

Untuk memudahkan anda melakukan perhitungan di atas saya telah menyiapkan untuk anda sebuah program sederhana dalam format xls,
silahkan click di sini :
http://www.sap.or.id/Kalkulasi_Daya_Penguat_Kelas_B_AB.xls


Semoga tulisan ini bisa membantu anda untuk menghitung dengan cepat dan akurat akan kebutuhan daya sebuah penguat Kelas B/AB sehingga bisa menentukan trafo yang cocok dengan kebutuhan anda.



Contoh Aplikasi
Berikut saya akan memberikan sebuah contoh aplikasi untuk agar anda bisa memahami lebih jelas pemakaian metode perhitungan yang telah saya uraikan di atas.

Seorang Gain Cloner hendak membuat power amplifier menggunakan LM3886, daya keluaran yang diinginkan adalah 50 watt dengan speaker berimpedansi 8 ohm, elco catu daya yang ingin digunakan adalah 10000uF, dan tegangan saturasi Vsat adalah 3V.
Berapakah rating trafo yang harus disediakan

* Langkah 1 , Menghitung tegangan keluaran RMS

Vo_RMS = akar(Po x RL)
= akar(50watt x 8 ohm)
= 20 Vrms

* Langkah 2, Menghitung Vo_peak

Vo_peak = VoRMS x 1.4142
= 20 Vrms x 1.4142
= 28.284 Vpeak

* Langkah 3, Menghitung Arus beban IL

IL = akar (Po / RL)
= akar (50watt/8ohm)
= 2.5 A
Berdasarkan informasi di data sheet LM3886, arus bias nya (Total Quiescent Power Supply Current) adalah 85 mA
Sehingga arus yang harus disediakan oleh trafo adalah 2.5A + 85mA = 2.585 A

* Langkah 4, Menghitung Tegangan ripple

Vr = (0.5 xILx 0.02)/(C)
= (0.5 x IL x 0.02)/( 0.01) ------> 10000uF = 0.01 F
= 2.585V

* Langkah 5, Menghitung Tegangan power supply yang diperlukan

Vsupply = Vpeak + Vsat + Vripple + 1.2V
= 28.284V + 3V + 2.585V + 1.2V
= 35.069 V

* Langkah 6, Menghitung tegangan trafo yang diperlukan

Vac1 = Vac2 = Vsupply/1.4142
= 35.069/1.4142
= 24.8V

Dari perhitungan di atas maka trafo yang diperlukan adalah trafo dengan sekunder 24.8V-0-24.8V dengan rating arus 2.585A
Seperti pada gambar 4 di bawah ini

Fig4_GC Calc
Gambar 4
Hasil perhitungan contoh aplikasi

Dalam menyediakan trafo tentunya ada tidak perlu memesan dengan trafo dengan nilai persis seperti di atas tapi bisa dilakukan pendekatan sehingga trafo yang disediakan bisa menjadi 25V-0-25V, 2.6A.
Hal lain yang juga perlu diperhatikan adalah bahwa hasil perhitungan ini adalah untuk satu kanal amplifier atau mono, jika penguat yang hendak anda buat adalah stereo tentunya anda harus menyediakan trafo yang rating arusnya adalah dua kali hasil perhitungan di atas namun dengan tegangan yang sama, atau bisa juga menyediakan dua buah trafo terpisah untuk masing2 kanal.

Semoga tulisan ini bisa membantu anda untuk menghitung dengan cepat dan akurat akan kebutuhan daya sebuah penguat Kelas B/AB sehingga bisa menentukan trafo yang cocok dengan kebutuhan anda.